LAZNAS AL IRSYAD

Hidup dalam keterbatasan ekonomi membuat Mbah Naiwen harus jeli mengupayakan cara untuk menghasilkan rupiah. Apalagi kini ia hanya hidup seorang diri tanpa adanya keluarga yang menemani, karena itu sudah sejak lama ia mencoba mencari nafkah dengan berjualan kacang bawang.

Mbah Naiwen adalah seorang janda dhuafa yang kini usianya menginjak 90 tahun. Sehari-harinya ia membuat kacang bawang yang nanti ia titipkan di warung. Bahan untuk membuat kacang bawang, biasanya ia beli di warung sekitar rumahnya. Dulu ia masih sanggup untuk membuat kacang dengan jumlah yang besar setiap hari, namun kini tubuhnya mudah letih sehingga ia hanya mampu membuat satu kilogram kacang bawang.

Setelah mencuci kacang yang telah dibeli, Mbah Naiwen menyiapkan air yang kemudian direbus. Usai mendidih, Mbah Naiwen pun memasukan kacang yang sudah ia cuci tadi. Sambil menunggu, Mbah Naiwen membereskan rumahnya. Walaupun tidak besar, ia bersyukur masih memiliki rumah untuk berteduh. Namun, terkadang saat hujan deras mengguyur air pun turut masuk ke dalam rumahnya. Dengan kaki dan tubuhnya  yang sering sakit, Mbah Naiwen harus bersusah payah membersihkan air hujan yang masuk ke dalam rumahnya. Tidak jarang ia merasa sesak di dadanya, hal ini karena penyakit jantung yang ia miliki sejak dulu yang kadang membuatnya cepat merasa Lelah.

Setelah kacang yang direbus matang, Mbah Naiwen pun meniris kacang tersebut. Kemudian didinginkan sebentar sebelum nanti digoreng. Sambil menggoreng kacang, Mbah Naiwen mengiris bawang putih lalu ia masukan ke dalam kacang yang sedang digoreng saat kacang itu hampir matang. Kacang yang sudah matang akan didinginkan terlebih dahulu sebelum nanti dibungkus. Untuk membungkus kacang bawang Mbah Naiwen hanya menggunakan peralatan yang sederhana. Kacang bawang ini, ia jual seharga Rp.2000,00, hasil dari berjualan kacang akan ia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya seperti  membeli bahan pokok, obat-obatan, dan juga pampers. Karena terlalu sering buang air kecil, Mbah Naiwen pun dianjurkan untuk menggunakan pampers padahal harga pampers tidaklah murah sehingga ia harus benar-benar menghemat agar dapat membeli pampers.

Dari Mbah Naiwen ada banyak pelajaran yang dapat kita ambil, salah satunya tentang bersyukur. Walaupun hidup yang dijalani tidak mudah, Mbah Naiwen selalu bersyukur dan menerima keadannya karena Dengan  bersyukur, bisa membuat kita merasa lebih tenang dan bahagia. Tak bisa dipungkiri, ada banyak kenikmatan yang diberikan Allah SWT sejak kita lahir hingga sekarang, seperti keluarga yang baik, makanan yang kita makan sehari-hari, tempat tinggal yang nyaman, dan sebagainya.

Sahabat LAZNAS Al Irsyad, menghidupi diri sendiri pada hari tua bukanlah hal yang mudah, itulah yang dirasakan Mbah Naiwen dan para Janda Dhuafa lainnya yang terus mengais rezeki demi bertahan hidup ditengah keterbatasan mereka. Mari Bersama LAZNAS Al Irsyad Bahagiakan Janda Dhuafa di hari tua mereka dengan menyisihkan Sebagian rezeki anda Melalui rekening a/n LAZNAS Al-Irsyad Bank Syariah Indonesia (451) 715-725-7352 atau Bank Mega Syariah (506) 200-911-6900.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *