LAZNAS AL IRSYAD

Ustadz Karsum merupakan seorang penjual cimol yang tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana. Sebagai salah satu alumni program pendidikan guru TPQ angkatan ke-2, ia ingin menciptakan generasi Qurani dan menjadikan rumah Al-Qur’an sebagai amal jariyah yang bermanfaat bagi umat. (Kamis, 23 Januari 2025)

Ustadz Karsum adalah sosok sederhana yang menjalani aktivitas sehari-harinya sebagai penjual cimol keliling. Setiap pagi, ia menggunakan motor menyusuri jalan-jalan desa dan sekolah untuk menjual camilan khas sunda. Meski penghasilannya sangat pas-pasan, ia tetap mengerjakannya dengan penuh semangat demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Di balik kesibukannya sebagai pedagang, ia juga dikenal sebagai sosok yang berdedikasi untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada masyarakat sekitar. Sebagai alumni PGTPQ, ia memiliki bekal ilmu yang cukup untuk mendidik masyarakat, khususnya anak-anak agar mencintai Al-Qur’an. Perjuangannya menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap dakwah dan pendidikan Al-Qur’an, meskipun berasal dari latar belakang yang sederhana.

Ustadz Karsum dan keluarganya tinggal di sebuah rumah sederhana yang kondisinya memprihatinkan. Rumah tersebut hampir roboh dengan atap yang bocor dan dinding yang mulai rapuh. Meski tinggal di tempat yang serba terbatas, ia tetap menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Rumah kecil itu menjadi saksi perjuangan beliau sebagai tulang punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya. Dalam kesederhanaan itu, keluarga Ustadz Karsum tetap bersyukur dan saling mendukung, terutama dalam mendampingi beliau mewujudkan cita-citanya membangun Rumah Al-Qur’an. Ketabahan dan kesederhanaan keluarganya tidak hanya menjadi kekuatan baginya, tetapi juga menginspirasi masyarakat sekitar untuk tetap bersyukur dan berjuang meskipun dalam keterbatasan.

Rasa cintanya pada Al-Qur’an menjadi alasan utama dibalik cita-citanya mendirikan Rumah Al-Qur’an. Ia ingin menjadikan Rumah Al-Qur’an sebagai pusat pembelajaran bagi anak-anak, mencetak generasi Qurani, dan memberdayakan masyarakat agar lebih dekat dengan kitab suci. Namun, mewujudkan impian tersebut bukanlah hal yang mudah. Sebagai penjual cimol, penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya, sehingga sulit baginya menyisihkan dana untuk membangun Rumah Al-Qur’an. Meski demikian, dukungan moral dari keluarganya memberinya keyakinan untuk terus berusaha. Beliau percaya bahwa melalui kerja keras, doa, dan dukungan berbagai pihak, cita-citanya dapat menjadi nyata. Ia berharap Rumah Al-Qur’an ini tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Perjuangan ustadz Karsum adalah bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk bermimpi besar demi kebaikan umat, semoga kisah beliau dapat menjadi motivasi kita agar selalu berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi sesama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *