Berkisah menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi anak-anak sehingga kemampuan untuk berkisah harus dimiliki oleh para Ustadz dan Ustadzah PGTPQ. Pertemuan program PGTPQ Angkatan ke IX menghadirkan pemateri spesial, mereka adalah Kak Imam, Kak Nia, dan Kak Imung yang dengan semangat membagikan ilmu seni berkisah. (Ahad, 22 Oktober 2023).
Berkisah merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat disukai oleh anak-anak, melalui berkisah ustadz atau guru dapat menyampaikan materi ajar, pesan-pesan moral, dan hikmah dari setiap kisah yang dibawakan kepada peserta didik dengan mudah. Namun, untuk menyampaikan materi dengan berkisah tentu ada banyak hal yang perlu diketahui lebih lanjut sehingga kisah yang disampaikan tidak hanya memberikan pesan moral namun menarik dan sesuai dengan ajaran agama Islam.
Kak Imung membuka sesi pertama dengan menyampaikan adab dalam berkisah. Walaupun metode berkisah sangat disukai oleh anak-anak namun penting bagi kita memahami adab dalam berkisah. Adapun adab dalam berkisah seperti menyampaikan cerita dari sumber yang terpercaya dan benar adanya. Kisah yang disampaikan tidak boleh asal dalam memilih. Sumber yang terpecaya untuk digunakan saat berkisah adalah Al-Qur’an, di dalamnya terkandung firman Allah SWT yang dengan jelas menceritakan banyak nilai. Selain sumber yang jelas, setiap kisah yang disampaikan tidak boleh dicampur untuk setiap unsurnya, jangan sampai Ustadz atau Ustadzah mencampurkan unsur jaman kini ke jaman dahulu. Seringkali pengkisah mencampurkan unsur tersebut untuk menarik perhatian, namun hal yang seperti ini tidaklah baik. Ustadz Imung juga menyampaikan bahwa untuk mendukung sebuah kisah, kita harus benar-benar memperhatikan bagaimana suara, gesture tubuh, dan ekspresi, karena dari itu semua kisah akan terlihat menarik atau tidak. Namun, kembali lagi bahwa sebaik apapun dalam berkisah jangan melupakan adab yang harus dijaga.
Dalam seni berkisah membutuhkan keterampilan dan kreativitas dari seorang ustadz atau guru untuk menyampaikan pesan dan juga materi agar yang dikemas dalam sebuah cerita kepada para santri dan peserta didik. Oleh karenanya pada kesempatan ini peserta PGTPQ angkatan ke IX sangat bersyukur mendapatkan ilmu spesial dari tiga tokoh berkisah nasional. Pada kesempatan ini Kak Imam berbagi tentang pentingnya berkisah. Perlu diketahui setiap negara memiiliki kisah atau legendanya. Dari Eropa hingga Inggris, mereka memiliki kisah yang saat ini menjadikan masyarakatnya dapat maju dan berani. Kisah menjadi salah satu kunci kenapa bangsa barat menjadi lebih maju, setiap kisah yang negaranya sampaikan berisi tentang keberanian, kekuatan, dan kecerdasan sehingga mendorong anak-anak untuk mengikuti tokoh dalam cerita yang disampaikan. Sedangkan negara kita Indonesia, memiliki kisah yang justru kurang dalam memberikan contoh baik, seperti kisah si kancil yang kerap kali mengajarkan anak bersikap licik atau membohongi kawannya. Tentu, hal ini sangat tidak baik dan dapat merusak moral anak-anak di masa yang akan datang. Bahkan terkandang, kisah yang berkembang di Indonesia seringkali dicampurkan dengan unsur mistis yang tentunya sangat dilarang oleh agama. Hal ini menjadi tugas kita untuk membentuk generasi muda yang lebih baik melalui kisah yang kita sampaikan. Kisah harus memilih kisah yang ada di dalam Al-Qur’an, selain sumbernya yang jelas, kisah di Al Qur’an memiki nilai yang dapat dibagikan ke santri-santri di TPQ.
Sementara itu Kak Nia juga memberikan sedikit cara agar santri kembali bersamangat dan tidak merasa mengantuk saat sesi pelajaran tentunya dengan teknik berkisah. Bercerita itu merupakan kekuatan dalam berkata-kata, bagaimana kita bisa menyampaikan pesan moeral melalui kisah dan mampu memberikan imajinasi bagi anak-anak. Sebagai guru, kita perlu menyederhanakan bahan yang ada, namun akan disampaikan dengan kekuatan kata-kata yang kaya. Selain itu perlu diperhatikan pula untuk memberikan apresiasi kepada anak-anak yang sudah aktif, kita dapat memuji mereka namun tidak boleh berlebihan dan tidak pula memojokan anak yang sangat aktif di usianya.
Harapannya setelah mendapatkan materi tentang seni berkisah ini, para ustadz ustadzah mampu mendampingi peserta didiknya pada TPQ masing-masing dengan suasana yang menyenangkan. Ustadz serta Ustadzah dapat memberikan warna baru di TPQ mereka sehingga anak-anak pun dapat merasakan kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Dari Ilmu yang didapatkan dari ketiga tokoh spesial yang telah berpetualang ke seluruh Indonesia melalui kisah yang mereka bawakan, InsyaAllah peserta PGTPQ angkatan ke IX telah mendapatkan ilmu baru untuk diterapkan nantinya.
Sahabat, sungguh begitu besar perjuangan para ustadz dan ustadzah dalam menimba ilmu, mereka berusaha memperluas wawasan agar menjadi guru yang berkualitas. Mari kita dukung perjuangan mereka dengan memberikan semangat baik dengan do’a maupun sedekah terbaikmu melalui Rekening a/n LAZNAS Al-Irsyad Sedekah Bank Syariah Indonesia (451) 715-725-7352 , Bank Mega Syariah (506) 200-911-6900 ataupun Bank Rakyat Indonesia (002) 0077-01-333-222-562.
Kami ucapkan Jazzakumullah Khairan Katsiran kepada para dermawan yang telah menyalurkan zakat dan sedekahnya untuk kami Kelola. Semoga Allah SWT menggantinya dengan rezeki yang berlipat, Aamiin Yaa Rabbal Alamin.